Jakarta – 13 Juli 2025 Sebuah penelitian terbaru dari tim ilmuwan Universitas New York (NYU) dan UC San Diego mengungkap fakta mengejutkan: manusia ternyata tidak selalu bertindak rasional dalam mengambil keputusan. Temuan ini mencuat setelah para peneliti memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) sederhana untuk meniru cara otak manusia belajar dan membuat pilihan.
Studi ini menantang keyakinan ilmiah lama yang menyebutkan bahwa manusia cenderung mengambil keputusan paling logis berdasarkan pengalaman masa lalu. Namun, berdasarkan pengamatan melalui jaringan saraf buatan berukuran kecil (tiny neural networks), para peneliti justru menemukan pola pengambilan keputusan yang tidak selalu optimal.
AI Mini Temukan Pola Perilaku Manusia yang Selama Ini Terlewat
Menurut Marcelo Mattar, Asisten Profesor Psikologi di NYU, pendekatan konvensional yang mengasumsikan manusia selalu memilih opsi terbaik ternyata keliru. “Kami menggunakan AI kecil seperti detektif. Ia bisa mengungkap strategi keputusan yang digunakan manusia, yang selama ini tidak terdeteksi oleh pendekatan klasik,” ujar Mattar.
Alih-alih memakai model AI skala besar seperti dalam sistem komersial, para peneliti menggunakan jaringan saraf sederhana yang cukup kuat untuk menangkap perilaku kompleks, namun masih bisa dipahami secara matematis. Hasilnya, AI mini ini berhasil memetakan strategi manusia dalam memilih, bahkan yang tergolong tidak logis atau tidak efisien.
Akurasi Tinggi dan Mudah Dipahami
Menurut Ji‑An Li, peneliti dari UC San Diego, keunggulan jaringan kecil terletak pada kemampuannya untuk diinterpretasikan secara matematis, tidak seperti AI skala besar yang sering dianggap “black box” atau sulit dijelaskan.
“Dengan jaringan kecil ini, kami bisa mengetahui mengapa seseorang memilih A, bukan B, dan melihat strategi tersembunyi di baliknya,” jelas Ji‑An.
Marcus Benna, ilmuwan lain yang terlibat dalam studi ini, juga menambahkan bahwa pendekatan ini bisa menjadi terobosan besar. “Kita bukan hanya bisa memprediksi perilaku, tetapi juga bisa memahami alasan di balik pilihan itu,” ujarnya.
Bisa Digunakan di Bidang Kesehatan Mental, Bisnis, dan Pendidikan
Model yang dikembangkan dalam penelitian ini tidak hanya berhasil mengidentifikasi perilaku manusia, tetapi juga dapat diterapkan pada hewan seperti primata dan tikus laboratorium. Bahkan, AI ini mampu memprediksi keputusan-keputusan suboptimal atau kurang menguntungkan yang sering dilakukan dalam kehidupan nyata.
“Jika kita bisa memahami perbedaan strategi pengambilan keputusan setiap individu, kita bisa membawa perubahan besar dalam pengobatan gangguan mental, perencanaan bisnis, hingga desain sistem edukasi yang lebih manusiawi,” pungkas Mattar.